Banyak hal yang harus dihadapi, dan banyak hal itu memiliki jalannya
masing-masing, meski proses menemukan jalan itu seringkali tidak mudah.
Dan justru pada kesulitan itulah kita mampu merasakan kemudahan (kira2).
Pada curhat kali ini (lha kok kayak khithobah gini), aku ingin
menceritakan salah satu proses yang Alhamdulillah berhasil aku lewati.
InsyaAllah…
Let’s continue it…
Pertama, aku coba curhat pada seseorang tentang niat untuk mengikuti
kompetisi ini, ketika pembicaraan sampai pada masalah keuangan, beliau
mengatakan bahwa aku tidak perlu memikirkan itu, aku hanya perlu
menyiapkan karya dengan baik, karena beliau akan membantu apapun. Di
akhir pembicaraan beliau menutup percakapan dengan ucapan “kalo ada apa2
jangan disimpan sendiri, dibicarakan saja karena pasti ada jalan
keluarnya”. Alhamdulillah… min haitsu la yahtasib. Masalah pertama
selesai karena sponshor sudah di tangan .
Kedua, Selama ini ketika mempersiapkan MTQ, aku tidak lepas dari
bantuan teman2ku dalam mempersiapkannya, seperti tarkib, desain hiasan
dan lain-lain. lalu kali ini, masalah tarkib nash maghribi, dalam waktu
singkat sepertinya mustahil aku bisa mengatasinya dengan baik, sendirian
lagi, benar2 tidak mempunyai gambaran sedikitpun L. Maha besar Allah,
fikiran mulai cerah ketika kawan kaligrafer tadi memberikan contoh
tarkib. Alhamdulillah sangat membantu untuk latihan. Masalah kedua
selesai.
Ketiga, khawatir benar2 tidak punya waktu cukup untuk mengirim karya,
aku putuskan pergi ke kantor pos untuk mencari kepastian. Menanyakan
biaya pengiriman ke Turki dan deadline sampainya kiriman. Alhamdulillah,
biaya pengiriman insyaa Allah masih dalam jangkauan dan customer
servicenya meyakinkan aku bahwa kiriman akan sampai dalam waktu 3 atau 4
hari. Meski penjaganya benar2 kelihatan yakin, tapi tetap saja aku
takut kemoloran2 akan terjadi, sebulan dua bulan, ahh,,, bisa sia-sia
dong. Tapi yang dibutuhkan sekarang hanya usaha, selesai. Aku tergetkan
tanggal 8 februari sudah bisa kirim karya, karena setelah itu harus
bantu2 persiapan acara di rumah. Masalah ketiga selesai.
Keempat, aku hanya punya waktu kurang dua minggu sebelum sampai
tanggal 8. Latihan intensif aku lakukan dan pembenaran2 tulisan terus
berjalan. Ustadz belaid yang sangat aku harapkan untuk bisa memberi
komentar tentang latihanku, harus bijak mengambil sikap untuk tidak
terlalu interfensi terhadap persiapan nash musabaqah murid2 beliau.
Karena posisi beliau tidak memungkinkan untuk itu. beruntung aku masih
memiliki teman2 satu perjuangan, yang selalu bersedia membantu memberi
masukan2 positif. Meski aku benar2 sangat stress, karena tulisan tak
kunjung bagus, padahal pengiriman karya sudah tinggal hitungan jari L.
Kelima, bersamaan dengan latihan intensif, aku harus memikirkan
bagaimana aku bisa mendapatkan kertas yang aku gunakan sebagai media
pembuatan karya. Secara di Ngawi aku tak yakin bisa mudah mendapatkannya
seperti ketika di Malang. Sudah keliling ke beberapa tempat ternyata g
nemu. Sempat terfikir untuk kembali ke malang, cari kertas sekalian
mengerjakan karya di sana. Tapi dalam kondisi rumah yang sedang repot,
Abah pun tak mengijinkan rencanaku itu, dan diberikan alternatif agar
aku ikut ke Solo sekalian beli kebutuhan yang ingin Abah cari. Nah,
rencananya kami pergi ke Solo hari selasa tanggal 2 januari. Tapi karena
Abah sakit, kepergian kami ditunda esok harinya, padahal itu juga blm
tentu abah sudah sembuh. Kalopun belum sembuh abah akan tetap menemani
pergi ke solo karena tahu kebutuhanku sangat mendesak, (mengharukan :’(
). Rabu pagi hari, ketika mengantarkan keponakan sekolah, abah pesan
agar aku mampir dulu di percetakan langganan, barangkali kertasnya ada.
Meski aku tidak yakin, aku mengiyakan pesan abah. Subhanallah, sampai
ditempat percetakan dan mengutarakan kertas yang saya cari, dengan ragu
penjualnya menunjukkan kertas kinstrik agak usang. Aku kegirangan, tepat
sekali dengan yang aku inginkan, tebalnya pun kira2 ukuran berat
minimal yang aku cari yaitu 150 gr. Ketika aku Tanya apa ada ukuran yang
lain, penjualnya bilang itu bentuk kertas kinstrik satu2nya yang dia
punya. Alhamdulillah, tak perlu lagi aku pergi ke solo…
0 comments:
Posting Komentar